Topik Maluku.Com, Jakarta– Aksi arogan berujung kekerasan yang dilakukan oknum polisi terhadap seorang Jurnalis di Stasiun Tawang Semarang berakhir dengan minta maaf. Pelaku Ipda Endri Purwa Sefa selaku Walpri 2 Kapolri datang langsung ke Kantor LKBN ANTARA Biro Jawa Tengah, Minggu (6/4) malam.
Tidak sendirian, Ipda E datang bersama Kabid Humas Polda Jateng Kombes Artanto. Mereka diterima langsung oleh Direktur Pemberitaan LKBN-ANTARA Irfan Junaidi dan korban yakni wartawan foto LKBN ANTARA Makna Zaezar.
Setelah Pertemuan tersebut, Kabid Humas Polda Jateng mengatakan bahwa pihaknya akan menyesalkan dan seharusnya peristiwa itu bisa dihindari dan tidak terjadi. Meski sudah ada permintaan maaf, pihaknya memastikan bahwa penanganan internal tetap dilakukan.
“Kami dari Polda Jateng mewakili institusi Polri menyesalkan insiden ini yang seharusnya tidak terjadi dan bisa dihindari. Saat itu situasi ramai, crowded. Seharusnya Mas Henri tidak perlu emosional secara fisik dan verbal,” Ungkap Artanto.
Ia menyebut Ipda E telah menyatakan permohonan maaf ke rekan Makna. “Kita dari kepolisian akan selidiki insiden ini. Kalau ditemukan pelanggaran akan sanksi tegas sesuai aturan,” Pintanya.
Sementara itu, usai pertemuan yang berlangsung sekitar 30 menit Ipda E juga menyampaikan permintaan maaf secara langsung dan menjabat tangan Makna.
“Kami dari tim pengamanan protokoler mengucapkan banyak mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kejadian di Stasiun Tawang kepada rekan-rekan media. Semoga ke depannya karena kejadian ini kami menjadi lebih humanis dan profesional, dan lebih dewasa,” Tambahnya.
Ipda E pun menyesali perbuatannya.
“Sekali lagi kami mengungkapkan penyesalan sebesar-besarnya, dan kami mohon maaf kepada rekan-rekan media,” Ujarnya.
Sementara itu Makna mengungkapkan, secara manusiawi dia memaafkan, namun proses internal di kepolisian masih terus berlanjut
“Saya sudah mendengarkan permintaan maaf langsung dari Mas Henri bersama Pak Kabid juga, beliau datang dari Jakarta langsung menghampiri malam ini untuk mengonfirmasi perihal kejadian kemarin. Saya pribadi memaafkan secara manusiawi, cuma ada tindak lanjut dari Polri untuk Mas Henri,” Pangkas, Makna.
Direktur Pemberitaan LKBN-ANTARA Irfan Junaidi menyesalkan insiden kekerasan tersebut. Namun dia mengapresiasi Henri mau datang langsung dari Jakarta untuk meminta maaf.
“Menyesalkan, sama-sama di lapangan melayani masyarakat. Semoga jadi bahan koreksi,” Tandas, Irfan.
Untuk diketahui, dugaan kekerasan itu terjadi ketika ada kegiatan Kapolri Jenderal Listyo Sigit saat menyapa penumpang di Stasiun Tawang Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (5/4).
Saat itu sejumlah jurnalis dan humas berbagai lembaga mengambil gambar dari jarak yang wajar. Namun ternyata E bersikap arogan dan mendorong serta mengeluarkan kata-kata kasar serta ancaman.
Tidak hanya itu, wartawan Makna juga kena pukul di kepala. Insiden ini pun heboh menjadi perbincangan luas di berbagai media sosial. Padahal kita tahu bahwa setiap Pers Memiliki Kebebasan untuk mencari dan menyampaikan informasi. (TM-03)